Hari ke-4 Diikuti 23 Peserta dari 9 Sekolah, Lomba Luki

Lomba lukis Laurensia Cup yang digelar hari keempat Rabu (2/11) dikuti oleh 23 peserta dari 9 sekolah di langsungkan di Aula lantai 4. Meski sempat terjadi kekacauan di awal lomba yang membuat para panitia berlarian ke sana-sini akhirnya bisa terselesaikan dengan lancar.

Persiapan lomba sudah dimulai sejak jam 10.00 di mana panitia sudah disibukkan dengan menggelar terpal sebagai alas peserta di Aula Lantai 4. Akan tetapi, tiba-tiba saja ada kekurangan kertas sebagai media melukis dan penambahan peserta yang mengakibatkan kekacauan rencana para panitia. Dengan bergegas, panitia lomba lukis harus bolak-balik ke sekretariat (AV 2) dan aula lantai 4. Kekacauan kecil ini dipicu kurangnya koordinasi dan media komunikasi.

“Semua sudah tidak karuan lagi, tiba-tiba saja ada sekolah yang mendaftar. Kertas juga kurang, juri belom dateng. Aduh..,” keluh Felicia, salah satu panitia di tengah kekacauan.

Beruntunglah bantuan datang tepat waktu pada detik-detik terakhir sebelum perlombaan dimulai.Kertas tambahan sudah dibeli dan kedatangan juri juga membuat semua orang tenang. Lomba ini diikuti oleh 23 peserta dari 9 sekolah antara lain SMP Katolik Sang Timur, Strada Slamet Riyadi, Pahoa, Candle Tree, Ipeka Pluit, Narada, Tarsisius, dan SMP Santa Laurensia sendiri. Semua peserta wajib membawa peralatan sendiri, termasuk cat, pensil, meja gambar, dan lain-lain.

Lomba lukis ini resmi dimulai pada pukul 1 siang dan berakhir pukul 3 siang. Tema dari lukisan yang akan diperlombakan adalah Sports and Friendship. Penilaian akan dilakukan oleh 2 juri, Udi Marsudi (dosen Universitas Mercu Buana) dan Tommy Faisa (dosen Universitas Multimedia Nusantara). Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu aspek ide, teknik, estetika, dan kreativitas.

Pemenang dari lomba lukis baru akan diumumkan pada closing Laurensia Cup yang akan diadakan Sabtu mendatang (5/11). “Saya deg-degan selama lomba,” ujar Shanna, peserta dari Ipeka Pluit, “Saya juga tegang menunggu pengumuman nanti.”